Banner Indonesia Network

Selasa, 13 November 2007

How to teach your baby read and math

Ini kisah aku waktu ikut seminar Mengajar Balita Membaca dan Matematika sambil Bermain” dengan Metode Glenn Doman (penulis buku How To Teach your Baby To Read) yang diselenggarakan secara berkala di Bandung pembicaranya seorang praktisi sekaligus alumni Institut Glenn Doman Philadelphia, AS mba Irene F. Mongkar yang telah berhasil mengajar anaknya membaca di usia 9 bulan dan sudah membaca buku lima sekawan di usia kelas 1 SD (ck..ck..ck).

Kita semua tahu banyak orang yang bisa baca jaman sekarang anak Tk banyak yang bisa baca tapi sangat sedikit yang gemar membaca dan lebih sedikit lagi yang memahami apa yang dibaca ..makin sedikit lagi yang bisa mengungkapkan apa yang dipahami dari bacaannya….dan hanya bisa dihitung dengan jari orang bisa berkarya setelah banyak membaca…

Membaca bukalah mata pelajaran seperti ilmu bumi melainkan fungsi otak seperti melihat dan mendengar bahkan fungsi otak tertinggi dari manusia dasar membangun intelegensi bukan skill…lantas kapan seorang anak belajar membaca… tentu saja sejak usia 0 tahun .

Konon buku Harry Potter di Indonesia merupakan best seller yang gaungnya terdengar dimana-mana kalau tidak salah penjualannya mencapai 12.000 eks namun di Thailand tidak begitu bergaung seperti di Indonesia namun penjualannya mencapai 30.000 eks..(wah..wah separah itukah tingkat baca di Indonesia). Diseminar ini saya mendapatkan bagaimana membaca yang benar yaitu bukan bisa mengucapkan tulisannya atau mengenal hurufnya tapi juga eksplorasi tentang kata tersebut dan inilah yang diajarkan kepada bayi mulai usia 0 tahun.

Otak kita akan tumbuh secara optimal jika digunakan, 5 tahun pertama adalah pertumbuhan yang sangat cepat dimana anak sangat suka sekali belajar..kita tahu anak usia 5 tahun ke bawah senang memainkan semua benda-benda sampai-sampai kita kesal karena seisi rumah jadi seperti kapal pecah..padahal itu adalah proses belajar buat anak..rasa Ingin tahu yang tinggi… contoh proses belajar anak di usia balita :

  • Merangkak (usaha untuk melawan gravitasi)

  • Apa saja di cermati (inilah yang menurut orang dewasa ‘main’)

  • Setiap objek diperhatikan tidak lebih dari 90 detik kemudian beralih ke objek lain (inilah yang disebut orang tua ‘anak saya mah bosenan’)

  • Membaca dengan benar

Matematika bukanlah bagian dari ilmu pengetahuan melainkan bahasa lain untuk berfikir dan menemukan jawabannya. Jika kita mengajarkan anak kecil Matematika maka dia akan menemukan rumusnya jadi sebenarnya membantu daya analitik anak kita.

Konon orang Indonesia dari SD sampai SMU sangat pandai matematika selalu masuk nominasi 5 besar dalam olimpiade matematika dunia hal ini karena di Indonesia anak dikenalkan dengan menghafal rumus sejak kecil sambil merem pun anak bisa menyebutkan rumusnya namun begitu terjun di dunia praktisi, memecahkan masalah nyaris tidak ada orang Indonesia yang dapat unjuk gigi seakan-akan matematika hanyalah teori konsumsi otak dan tiada berguna dalam kehidupan kecuali buat ngitung duit. Inilah perbedaan pengajaran matematika di Indonesia di bandingkan dengan negara maju, di negara maju seperti Jerman, Jepang , Amerika pengajaran matematika ditekankan pada daya nalar anak, memahami soal dan menterjemahkan masalah dalam kalimat matematika. Jadi sebenarnya matematika itu ilmu yang tidak berguna jika tidak digabungkan dengan yang lain.


Tidak ada komentar: